Sabtu, 11 Juni 2011 Kang agush dapat mengikuti Acara Seminar dengan Pembicara Mas Mono ( Pemilik Outlet Ayam bakar Kalasan) dan Ust. Hendy Irawan Motivator Tahfidz Daarul Qur”an ). Acara ini berlangsung di Gedung Kantor PT. Telkom Audotrium Infokom Jakarta Jl. Gatot Subroto .
Setiap pekerjaan baik berbisnis ataupun jadi pegawai ujar Ust Hendy adalah harus ada Proses yanag kita lakukan sedangkan hasil semuanya Alloh yang menetukan Kun adalah “ Perintah” sedangkan Fayakun “ Hasil”
Dadalam berbisnis yang paling diutamakan adalah kepercayaan dan teori yang diperlukan agar bisnis kita berhasil adalah harus memiliki Kekuatan “ Power”
- The Power of Intention
- The Power of Pray
- The Power of Pheromone
- The Power of Grateful
- The Power of Giving
Sehingga KunFayakun For Bisnis adalah We absolutely belive in the existence of Allah’s Kun Fayakun, then it will happen accordingly
Setelah jam 10.00 dengan pembicara dan semboyan Mas Mono apabila diucapkan selamat pagi yel yel “ Bakar” ..Bakar Semangat, Bakar Motivasi, Bakar Spirit dan Bkar Ayam ......sambil memberikan Voucher makan gratis di acara tersebut.
Untuk membakar semangat peserta seminar Mas Mono pun memberikan kisah dibawah ini
Pada suatu waktu, di Taiwan, hiduplah seorang pengusaha kaya. Hebatnya, kekayaannya itu (menurut banyak pihak) diperoleh benar-benar dari nol. Karena itu, tak mengherankan jika apa yang dilakukannya mampu menginspirasi banyak pihak.
Suatu ketika, karena penasaran, ada seorang pemuda yang ingin belajar serta menimba pengalaman dari sang pengusaha. Setelah mencoba beberapa kali, akhirnya sang pemuda berhasil menemui si pengusaha sukses.
"Terima kasih Bapak mau menerima saya. Terus terang, saya sangat ingin menimba pengalaman dari Bapak sehingga bisa sukses seperti Bapak," ujar pemuda itu berseri-seri.
Mendengar permintaan itu, sang pengusaha tersenyum sejenak. Kemudian, ia pun meminta anak muda tadi menengadahkan tangannya. Si pemuda pun terheran-heran. Namun, lantas si pengusaha pun menjelaskan maksudnya.
"Biar aku lihat peruntunganmu. Aku ingin melihat garis tanganmu. Simak baik-baik apa pendapatku tentangmu, sebelum aku memberikan pelajaran seperti yang kamu minta," jawab pengusaha tersebut.
Setelah menengadahkan kedua tangannya, si pengusaha pun berkata. "Lihat telapak tanganmu ini. Di sini ada beberapa garis utama yang menentukan nasib. Di sana ada garis kehidupan. Kemudian, di sini ada garis rezeki, dan ada pula garis jodoh. Sekarang, menggenggamlah. Di mana semua garis tadi?"
"Di dalam telapak tangan yang saya genggam," jawab si pemuda yang penasaran.
"Nah, apa artinya itu? Hal itu mengandung arti, bahwa bagaimana nasib dan keadaanmu kelak, semua itu ada dalam genggamanmu sendiri. Kamu lihat kan, bahwa semua garis tadi ada di tanganmu. Dan, begitulah rahasia suksesku selama ini. Aku berjuang dan berusaha dengan berbagai cara untuk menentukan nasibku sendiri," terang si pengusaha. "Tetapi, coba lihat pula genggamanmu. Bukankah masih ada garis yang tidak ikut tergenggam? Sisa garis itulah yang berada di luar kendalimu. Karena, di sanalah letak kekuatan spiritual dari Sang Maha Pencipta."
Kita sebagai umat manusia punya kewajiban untuk terus berusaha dan berupaya mewujudkan impian kita. Saya percaya, apa pun yang kita lakukan secara baik, benar, dan halal, pasti akan menghasilkan sesuatu yang positif. Dan, hal ini akan semakin kuat jika kita memperbanyak kegiatan derma (membantu sesama) dan melandasi segala sesuatunya dengan kekuatan doa.lebih lengkap ada by Andrie Wongso
http://www.facebook.com/satyadharma.mohammad
Suatu ketika, karena penasaran, ada seorang pemuda yang ingin belajar serta menimba pengalaman dari sang pengusaha. Setelah mencoba beberapa kali, akhirnya sang pemuda berhasil menemui si pengusaha sukses.
"Terima kasih Bapak mau menerima saya. Terus terang, saya sangat ingin menimba pengalaman dari Bapak sehingga bisa sukses seperti Bapak," ujar pemuda itu berseri-seri.
Mendengar permintaan itu, sang pengusaha tersenyum sejenak. Kemudian, ia pun meminta anak muda tadi menengadahkan tangannya. Si pemuda pun terheran-heran. Namun, lantas si pengusaha pun menjelaskan maksudnya.
"Biar aku lihat peruntunganmu. Aku ingin melihat garis tanganmu. Simak baik-baik apa pendapatku tentangmu, sebelum aku memberikan pelajaran seperti yang kamu minta," jawab pengusaha tersebut.
Setelah menengadahkan kedua tangannya, si pengusaha pun berkata. "Lihat telapak tanganmu ini. Di sini ada beberapa garis utama yang menentukan nasib. Di sana ada garis kehidupan. Kemudian, di sini ada garis rezeki, dan ada pula garis jodoh. Sekarang, menggenggamlah. Di mana semua garis tadi?"
"Di dalam telapak tangan yang saya genggam," jawab si pemuda yang penasaran.
"Nah, apa artinya itu? Hal itu mengandung arti, bahwa bagaimana nasib dan keadaanmu kelak, semua itu ada dalam genggamanmu sendiri. Kamu lihat kan, bahwa semua garis tadi ada di tanganmu. Dan, begitulah rahasia suksesku selama ini. Aku berjuang dan berusaha dengan berbagai cara untuk menentukan nasibku sendiri," terang si pengusaha. "Tetapi, coba lihat pula genggamanmu. Bukankah masih ada garis yang tidak ikut tergenggam? Sisa garis itulah yang berada di luar kendalimu. Karena, di sanalah letak kekuatan spiritual dari Sang Maha Pencipta."
Kita sebagai umat manusia punya kewajiban untuk terus berusaha dan berupaya mewujudkan impian kita. Saya percaya, apa pun yang kita lakukan secara baik, benar, dan halal, pasti akan menghasilkan sesuatu yang positif. Dan, hal ini akan semakin kuat jika kita memperbanyak kegiatan derma (membantu sesama) dan melandasi segala sesuatunya dengan kekuatan doa.lebih lengkap ada by Andrie Wongso
http://www.facebook.com/satyadharma.mohammad
Teori Dasar Kun Fayakun |
600 Peserta Seminar |
Mas Mono Pemilik Outlet Ayam Bakar kalasan |
2 comments:
buat yang mau nerbitin buku...bisa tanya2 ke jesicca@andipublisher.com ....khusus buku2 bisnis, ekonomi, investasi,perpajakan dan pertanian populer...^^
bagus gan artikel nya ...blognya berguna banget nih...
tips killer yg bisa naikin Google pagerank dan meningkatkan traffic web kamu hanya dalam 2 minggu
Home Appliances and Home Improvement cuma disini!!
Post a Comment